Friday, April 29, 2016

MASYARAKAT NELAYAN



 MASYARAKAT NELAYAN

 
Masyarakat nelayan (Fisher Society), dalam hal ini bukan hanya berarti mereka yang mengatur hidup dan kehidupannya harus bertarung atau berperang melawan benturan badai siang dan malam hari, hanya mencari sekedar sesuap yang bisa menghidupi keluarganya. Mengingat manusia hidup di tengah-tengah masyarakat bukan di tengah-tengah hutan ( hommo homini lopus belhum ominium contra ones) yang mana faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam masyarakat.
Dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat nelayan yang sifatnya masih tradisional dengan menggunakan perahu sampan dan dayung, mereka menggunakan perahu sampan dan mendayung sampannya menuju di tengah-tengah lautan yang tak terlepaskan oleh benturan-benturan badai di lautan. Dalam hal ini belum tentu hasil yang dicapai bisa untuk memberi makan pada keluarganya, mengingat alat yang digunakan relatif sederhana walaupun kekayaan lautan yang seharusny dicapai itu masih berlimpah.


PERBEDAAN MASYARAKAT NELAYAN
Secara Intern.
1.      Dengan alat sederhana hanya bisa menghasilkan sesuatu yang kecil . contoh: menggunakan kail, jala dengan sampan yang harus di dayung ke tengah lautan, yang mungkin masih terkandung kekayaan alamnya.
2.      Resiko yang kemungkinan menimpa dirinya adalah tanggungan pribadinya.
Secara ekstern.
1.      Dengan memakai perahu motor tempel dengan alat elektro yang di dapat dari instansi pemerintah/swasta dapat dicapai hasil yang meningkat mengingat dengan motor tempel mampu menghalangi benturan badai, yang bisa mengurangi resiko.
2.      Dengan adanya pertanggungan resiko (asuransi) jika ada bahaya dirinya tanpa disengaja masig dapat ganti rugi yang harus di terimanya.



DAVID HUME 1711-1776.
Menurut dia bahwa kehidupan masyarakat yang menghimpun dan mencakup seluruh individu-individu yang saling menghubungkan diri sebenarnya sudah terjelma sebelum ada negara.



THOMAS HOBBES
Dalam teorinya HOBBES mengatakan:
1.      Natural Right : kehidupan yang di punyai oleh segenap manusia untuk peru berbuat guna memperthankan hidupnya.
2.      Natural Law : jelasnya disini ada aturan yang melarang untuk melanggar aturan Natural Right.
Dengan banyak daerah-daerah penghasil ikan maka pemerintah tidak tinggal diam, dan sengaja dalam mengadakan perbaikan alat-alat perahu guna meningkatkan hasil penangkapan ikannya, agar apa yang seharusnya dicapai oleh semua lapisan masayarakat yang ada di tepi pantai iyu betul betul tercermin sesuai dengan dengan pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi :
            “bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat’’
Demikian kiranya keyakinan bahwa kehidupan masyarakat nelayan tanpa adanya komunikasi timbal balik dengan masyarakat yang lain tiada mungkin mengalami kekekalan dalam mengatur hidup dan khidupannya. Memang kalau kita perhatikan masyarakat nelayan yang sebagian besar mendiami daerah pesisir, mereka memilih penghidupan/mata pencaharian adalah merupakan suatu penghidupan/mata pencaharian yang turun menurun sejak nenek moyang, masyarakat yang hidupnya di pesisir pantai hidupnya sebagai nelayan.
Kehidupan nelayan tergantung pada iklim dan pergantian musim. Pada suatu waktu/iklim tertentu dimana pada waktu itu ikan tidak lagi berada ditempat yang biasanya ditangai kaum nelayan beroperasi, maka para nelayan ini  sudah secara otomatis akan berpindah tempat operasinya dan dilakukan bersama-sama jadi para nelayan sudah tahu posisi/tempat dimana ikan itu banyak berkumpul dilautan.



6. MASYARAKAT GOLONGAN RENDAH
Suatu tingkatan hidup serta penghidupan manusia berbeda-beda, di dalam masyarakat pun terdapat suatau tingkatan-tingkatan dari golongan-golongan ;yaitu golongan tinggi, golongan sedang, golongan rendah. Di sini golongan rendah layaknya disebut golongan miskin. Pada kenyataannya kemiskinan sudah menjadi senandung diratapi, diraungi dan di dengungkan sebagai malapetaka kemanusian.
Pada akhir abad ke 18 di inggris terjadi revolusi industri, dimana hubungan erat sekali dengan kalangan kaum buruh, dan membawa pengaruh juga perubahan kerja disaat saat sekarang
Pada revolusi ini timbul mekanisasi yang mana tenaga manusia di ubah menjadi tenaga mesin dan berakibat banyak nya pengngguran dalam masyarakat , sehingga kadang-kadang dan sering terjadi kejahatan. Lain hal di indonesia yang negara berkembang dan berkelebihan tenaga kerja yang akibatnya manusia mau kerja apa saja asal mereka hidup. Dari sinilah pangkal timbulnya upah buruh yang sangat rendah
Masalah dan pemecahannya tentang masyarakat tingkat rendah. Menurut Chris Manning (Prisma no 3 halaman 13)
Dari sudut sosial : tingkat upah merupakan salah satu ukuran untuk menilai kesejahteraan buruh dan meratanya pendapatan.
Dari sudut ekonomi: adalah harga atau nilai sumber daya manusia dan berfungsi dalam alokasi tenaga kerja.
Dalam hal ini lah upah dapat mempengaruhi adanya investasi dan pemilihan jenis teknologi yang berbagai ragam (padat karya atau padat modal) kenyataannya dua segi upah ini tidaklah selalu serasi, malah sering bertentangan.
 Kelebihan tenaga kerja di negara-negara yang sedang berkembang menyebabkan rendahnya upah dan tingkat hidup buruh. Pihak penguasa memang menghendaki upah yang rendah agar investasi bisa menguntungkan, disamping ada kekhawatiran dikalangan pemerintah bahwa kenaikan upah melebihi harga pasaran, dapat menyebabkan pemilihan teknologi yang tidak sesuai. Tingkat upah yang terlalu tinggi dapat merangsang investasi padat modal dan ini akan megurangi kesempatan kerja.
Dalam hal kenaikan tingkat hidup masyarakat rendah ataupun perataan pendapatan , bisa dilakukan dengan jangka pendek dan jangka panjang. Mengenai jangka pendek yaitu perusahaan yang bersangkutan diharuskan menyesuaikan antara jam-jam kerja buruh dengan upah yang layak menurut keaaan ekonomi sekarang dan di adakan pengawasan yang lebih intensif dari pemerintah.
.

No comments:

Post a Comment