1. Pengertian Mobilitas adalah perubahan, pergeseran,
peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang
pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi
seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak
pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi
di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh
miskin. Proses perpindahan posisi atau status
sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social
mobility)
2. Beberapa
bentuk mobilitas sosial
a).Mobilitas sosial
horizontal
Mobilitas
horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari
suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak
Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal
ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal
karena gerak sosial yang
dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.
b)Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas
sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas
vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah
(social sinking).
Mobilitas vertikal ke atas (Social
climbing)
Mobilitas
vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang
mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana
kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A
adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia
diangkat menjadi kepala sekolah.
Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan
individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri
menjadi ketua organisasi.
Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari
organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik
Mobilitas vertikal ke bawah
(Social sinking)
Mobilitas
vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang
derajatnya lebih rendah.
Contoh:
Nelson Piquet Jr. dipecat dari tim Renault karena gagal meraih poin di F1 2009.
Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang
berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contoh:
Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
3.
Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosial
Mobilitas sosial dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut.
Perubahan
kondisi sosial.
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan
sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya,
kemajuan teknologi membuka
kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat
menimbilkan stratifikasi baru.
Ekspansi
teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas
struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi
yang membatasi komunikasi antarstrata
yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam
pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi
mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea
efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan
merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
Pembagian kerja
Besarnya
kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang
ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka
mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke
strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus.
Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.
Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Berbeda
Kelompok
masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung
memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas
sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka
kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang
lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki
kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.
Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika
pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta
didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu,
menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk
mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Angkatan bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan salah satu saluran
mobilitas sosial
Angkatan
bersenjata merupakan organisasi yang
dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang
disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena
menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan
penghargaan dari masyarakat. Dia
mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi,
walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah.
Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga-lembaga
keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam
perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.
Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal
ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat)
yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan
yang lebih .
tinggi.
Contoh:
Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai
jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya
itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang
secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.
Organisasi politik
Seperti
angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan
berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status
sosialnya meningkat.
Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi (seperti
perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan
seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya. Karena
jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya
bertambah akibatnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah
akibatnya status sosialnya di masyarakat meningkat.
Organisasi keahlian
Seperti
di wikipedia ini,
orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada
kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.
Perkawinan
Sebuah perkawinan
dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang
memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
Gejala naik
turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian
mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada
berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat
terjadinya mobilitas.
Konflik antarkelas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena
ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan
tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan
kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas
sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh:
demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara
kelas buruh dengan pengusaha.
Konflik antarkelompok sosial
Di dalam
masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya
kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha
untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh:
tawuran pelajar, perang antarkampung.
Konflik antargenerasi
Konflik
antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama
dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh:
Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat
bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
Penyesuaian kembali
Setiap konflik pada
dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang
berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya,
maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi
atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau
rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.
Dampak positif
Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju
karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang
untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh:
Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan
dimasa depan.
Mobilitas
sosial akan lebih mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh:
Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat
terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini
perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
No comments:
Post a Comment